Rabu, 22 Juni 2005

Tentang Sebuah Kereta...

Ini bukan cerita fiksi, juga bukan cerita ilmiah. Ini hanya sebuah metafora tentang sebuah kereta, yang tujuannya adalah surga.

Kereta yang tidak bagus, tidak juga terlalu jelek untuk ditumpangi. Setiap orang tentu ingin ada di dalamnya, tapi sayang …kereta ini hanya bisa menampung sedikit orang.

Tujuannya adalah surga, dengan segala keindahan, kenikmatan dan keabadiannya..namun berada di dalamnya tidak seindah yang dibayangkan.

Penuh sesak dengan berbagai jenis orang. Ada penumpang-penumpang gelap yang hanya ingin mengambil kesempatan dan berdiri di pinggiran…mereka bersiap lari bila kereta dalam bahaya, Ada yang harum mewangi bak taman bunga, ada yang wangi parfum alami alias keringat…bahkan ada juga penumpang yang sudah satu bulan tidak melaksanakan ritual mandi!.

Sebagian isinya tenang, sambil menikmati pemandangan yang dijumpainya. ada yang tertidur, ada yang mengomel, ada juga yang berantem hanya karena permasalahan sepele.. Sebagian lainnya harus bersabar karena harus menghadapi berbagai macam bau, ada yang mengomel karena teman sebelahnya muntah-muntah, ada juga yang terus tersenyum walaupun banyak orang-orang yang bernanah, borok dan penuh darah di sekelilingnya. Semakin banyak penumpang, semakin banyak konflik. Permasalahan yang dihadapi semakin beragam. Makin banyak penumpang, makin banyak orang yang aneh-aneh, tapi banyak juga yang baik – baik.

Di setiap perjalanannya selalu saja ada yag terlempar keluar. Ada yang parah, sembuh dan mengejar kmbali kereta itu, ada yang lelah dan tak ingin lagi menaiki kereta itu…namun ada juga yang langsung mati…(bayangin aja,namanya juga terlempar dari kereta)

Itulah kereta dakwah, dengan tujuan surga. Di dalamnya tidak lah rapi, teratur dan menyenangkan seperti yang kita bayangkan. Kereta itu tidak diisi oleh malaikat-malaikat suci. Isinya hanyalah manusia biasa dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya. Pasti ada konflik, pasti ada orang-orang rese…orang-orang bau, berkeringat, borok, bernanah…memuakkan!!

Mungkin kitalah orang-orang itu, mungkin juga bukan.

Namun yang pasti, kereta ini akan terus melaju, dengan atau tanpa kita. Menuju tempat terindah bernama surga. Tempat yang begitu indah untuk ditukar dengan kekecewaan kita dengan para penumpang kereta.

6 komentar:

  1. subhanallah, adeku makin ehem ajah...
    istiqamah ya dek!
    aduu bahasanya ga kuku ya..padahal rela ma shinta kan dewasaan...siapa ya..;)
    luv u always sis..>:D<

    BalasHapus
  2. ...Pasti ada konflik, pasti ada orang-orang rese…orang-orang bau, berkeringat, borok, bernanah…memuakkan!!...

    I don't really like this part anyway. Especially the last words.

    BalasHapus
  3. i dont like that part either shint,,,
    maksudku..

    menurutku yang mengatakan seseorang memuakkan itu tidak pantas berteori tentang kereta da'wah.

    saya jadi bertanya-tanya, apakah kereta da'wah yang kamu ceritakan ternyata dipenuhi prasangka di dalamnya? mungkin kereta yang seperti itu lebih pantas hancur, lalu diganti oleh kereta magnetik..

    wallahu a'lam bishshawab
    but, i stll luv ya! haha!

    BalasHapus
  4. mmmhhh...masalah diksi ya?
    aku emang ga ngedit2 lagi tulisan itu...aku aja baru nyadar, ada kata2 seperti itu di tulisan ini..hehe.
    yah...nanti lebih dilihat ulang deh kata2nya
    thanks ya..

    BalasHapus
  5. mungkin aku nulisnya terlalu ekspresif kali ya?

    sebenernya cuma ingin megambarkan aja. terkadang ga seindah bayangan kita. harus banyak..banyak..banyak bersabar...harus selalu meluruskan niat.

    hanya karena Allah saja, kita akan tetap bertahan.whatever happen, semoga kita selalu istiqomah ya?amin

    BalasHapus
  6. OK deh Shinta! Semoga diberikan kekuatan untuk tetap istiqomah. Maaf ya, kalau tersinggung.

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...