Rabu, 29 September 2010

Kenapa Anakku Susah Makan Ya?

Pertanyaan ini seringkali terlontar dari orangtua yang ada di sekitar Saya. Juga ketika Saya mencoba browsing ke mbah google, banyak sekali orangtua yang melontarkan pertanyaan sama. Anak maunya jajan di warung, sudah merasa kenyang dengan minum susu , susah makan buah dan sayur, dsb. Kalo kita ternyata mengalami hal ini, tenang saja, ratusan bahkan ribuan ibu lainnya juga mengalami hal yang sama. Jadi banyak temennya gitu..Ups.. hehe..

Yang pertama kali dilakukan adalah introspeksi. Jangan buru-buru menyalahkan anak, apalagi sampai marah dan membentaknya, karena bisa jadi itu adalah ulah kita sendiri sebagai orangtua. Coba diingat-ingat lagi, makanan apa yang pertama kali diberikan kepada anak setelah 6 bulan ASI eksklusif.

Seorang teman melakukan riset kecil-kecilan yang jauh dari ilmiah, dan hasilnya menunjukkan bahwa makanan pendamping ASI (MPASI) yang umumnya diberikan ibu adalah bubur instant (hampir 100% ibu memberi bubur isnstan dari berbagai merk). Umumnya bubur instan tersebut, harum, gurih dan tentunya praktis. Tentu saja praktis, karena kita nggak perlu repot-repot memarut sayuran, atau menghidupkan kompor untuk membuat kaldu ayam, daging atau ikan. Betul kan?

Tapi, kepraktisan itu ternyata telah merenggut keinginan, kemauan dan kesukaan anak untuk makan ketika dia telah makan makanan keluarga. Bubur instan yang praktis itu berdampak negatif pada selera anak-anak dan sekarang malah kita yang memarahi anak-anak karena tidak mau makan, padahal kita sendiri sebagai orangtua yang membuatnya demikian.

Alhamdulillah, sejauh ini, saya tidak pernah mengalami kerepotan dalam urusan makan. Anak saya makan 3 kali sehari dengan buah dan sayur. Pernah satu waktu ketika sedang bermain dengan teman-temannya, anak saya ditawari beberapa jenis makanan. 2 jenis camilan buatan pabrik rasa coklat dan keju, buah salak dan jus jambu. Ketika anak lain berebutan menghabiskan camilan pabrik tersebut yang rasanya enak dan gurih, anak saya hanya makan sekedarnya (satu bungkus pun nggak habis), dan menghabiskan 4 buah salak dan 1 cangkir jus jambu. Saya sendiri takjub, it’s worked!

Sejak memberikan MPASI, saya mempunyai keyakinan, bahwa selera anak kita bisa kita bentuk. Makanan yang diberikan pertama, akan berdampak besar kepada selera makan anak kita kemudian. Maka sejak pertama makan sampai sekarang, saya selalu memberikan anak saya makanan yang saya buat sendiri, tanpa MSG dan pemanis berlebihan. Bahkan sampai usia 1.5 tahun, Saya tidak pernah menambahkan garam kepada makanannya. Tidak sedikit yang protes akan apa yang saya lakukan itu, mulai dari teman, sampai neneknya. Tapi saya tetap berkeyakinan, It will worked!

Yang harus dilakukan pertama kali adalah tekad yang kuat, dan kerjasama dengan pasangan, saling memotivasi. Jauhkan bayi dari makanan instant bagaimanapun repotnya kita. Jangan beri bayi susu formula, ASI is the best! Terus apa lagi?

Pengalaman Saya,

  1. membeli beras merah, kacang hijau, beras putih. Lalu giling dengan blender kering sampai menjadi tepung, terus disangrai supaya lebih awet, terus masukkan kedalam wadah tertutup rapat (waktu itu saya pakai merk tupperware)
  2. parut wortel dan buncis (untuk pertama MPASI)
  3. parut tempe/tahu, saring
  4. campurkan tepung beras dengan tempe/tahu dan air, aduk sampai mengental, lalu tambahkan wortel
  5. wortel dan buncis bias diganti sayuran lain untuk variasi, misalnya brokoli, dll
  6. tempe/tahu bias diganti protein lain, misalnya telur, ayam, daging, ikan
  7. selain beras merah, bias juga diganti beras putih, kacang hijau, ubi dan kentang
  8. lalu tambahkan ASI perah, jangan ditambahkan garam apalagi MSG
  9. jadilah bubur ASI
  10. untuk bayi yang sudah lebih besar, bias dibuat lebih kental, sayuran dan lauk tidak perlu dihaluskan, cukup dipotong kecil2.
  11. kalau pakai bayam, sebaiknya tidak lebih dari 6 jam, setelah 6 jam, buat sayur bayam lagi..

Itu saya lakukan terus menerus, repot memang. Kadang terasa lelah dan ingin menyerah. Apalagi saya sering bepergian seharian, tinggal tanpa orangtua dan pembantu, yang berarti harus menyiapkan semua bekal dan makannya sendirian. Pernah beberapa kali, saya menghadiri satu acara yang dimulai jam 8 pagi sampai jam 4 sore. Sejak subuh, saya sudah berjibaku dengan semua persiapan bekal anak Saya. Bahkan sejak sehari sebelumnya Saya sudah membuat rencana, makanan dan camilan apa saja yang akan saya bawa dan mempersiapkannya. Kalau ingat masa-masa itu, rasanya memang ingin menyerah saja, tapi Alhamdulillah, sekarang Saya mulai memetik hasilnya

Ketika selera makannya menurun, Saya segera cari tahu penyebabnya. Bisa jadi sakit, bosan dengan menu nya, baru makan camilan, atau sedang tidak mood, dan perbanyak minum madu.

Yang terpenting, jangan dipaksa. Nanti malah jadi trauma, siasati dengan cara lain agar acara makan menjadi menyenangkan


NB: untuk uni Yesi, thanks atas sharingnya :)

3 komentar:

  1. Setuju banget dengan ASI is the best, dan MPASI homemade.
    Anak saya juga ASI dan sejak MPASI makanannya buatan mamanya terus :)
    Senang sekali, sekarang sudah 2 tahun 5 bulan, selera makannya bagus, omnivora sejati deh :)

    BalasHapus
  2. @Metta: yup, setuju banget...

    BalasHapus
  3. ijin sharing ya bunda...kalo anak2nya nafsu makannya turun bisa dikasih minyak ikan salmon sebagai vitamin penambah nafsu makan

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...